The difficulty of literature is not to write, but to write what you mean
Sabtu, 19 April 2014
Senin, 11 Juni 2012
Panduan Analisis Faktor Multi Group dari EduNet
In this module, we study recent changes in anti-immigration attitudes in 17 European countries. Anti-immigration attitudes are operationalised by means of a scale consisting of three items. Thus, the purpose of this module is to compare an attitude scale over different time points and across countries. However, comparing abstract concepts - such as attitude scales - involves additional methodological issues. Before meaningful comparisons can be made over time and across countries, it is necessary to guarantee that the variable of interest is measured in a sufficiently comparable way. After all, it could be the case that respondents in different countries interpret the items in very divergent ways, due, for example, to culture-specific terms or translation errors. It is also possible that the interpretation of items changes over time. Obviously, if the meaning of items is not constant over time and across countries, then we end up comparing apples and oranges.
All pages - ESS EduNet
All pages - ESS EduNet
Selasa, 05 Juni 2012
Dua Cara Proses Identifikasi dalam Analisis Faktor Konfirmatori
Dalam melakukan analisis
faktor konfirmatori (CFA), ada dua cara yang dapat dilakukan agar model yang kita kembangkan dapat teridentifikasi. Dua cara tersebut adalah
1. Membuat Indikator Penanda. Melalui cara ini skor salah satu INDIKATOR
EMPIRIK ditetapkan mewakili skor standar Z. Rerata skor butir 0 dan varians skornya
adalah 1. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan nilai muatan faktor (factor
loading) butir tersebut sebesar 1.Indikator ini kemudian menjadi referensi bagi indikator lainnya.
2.
Menetapkan Faktor sebagai Skor Standar. Melalui proses ini, identifikasi dilakukan
dengan menetapkan rerata dan varians FAKTOR LATEN sesuai skor standar Z. Rerata skor
faktor dikondisikan sebesar 0 dan varians faktor dikondisikan sebesar 1.
Senin, 04 Juni 2012
Berkenalan dengan Regresi Probit
Ketika variabel dependen (Y) berbentuk
dikotomi atau biner dan diasumsikan mengikuti distribusi binomial kita
dapat menggunakan analisis regresi logit atau probit. Salah satu
keuntungan untuk menggunakan regresi probit adalah bahwa nilai-nilai
yang diperoleh dari pencocokan model (fitting) langsung dapat diubah
menjadi probabilitas dengan menggunakan nilai dari tabel normal standar.
Dalam hal ini kita hanya perlu [...]
Continue Reading →
Aplikasi Teori Respons Butir Melalui MPLUS
Teori respons butir untuk model 2PL
ditunjukkan dengan persamaan di bawah ini. D adalah faktor koreksi untuk
mendekatkan dengan kurva normal yang nilainya 1.7. a menunjukkan daya
diskriminasi aitem, b menunjukkan tingkat kesulitan aitem dan θ
menunjukkan level abilitas individu.
File selengkapnya dapat di unduh di sini KLIK
File selengkapnya dapat di unduh di sini KLIK
Senin, 28 Mei 2012
Menerapkan Proses Bootstrapping dalam Proses Estimasi Reliabilitas
Situasi
data di dalam populasi yang menjadi target penelitian kita, tidak kita ketahui
dengan pasti. Kita hanya bisa mengestimasinya melalui situasi data sampel yang
didapatkan dari populasi tersebut. Kadang pengambilan data yang kita dapatkan
dipengaruhi oleh faktor kebetulan. Nah, untuk mengatasi pengaruh kebetulan ini,
kita dapat memanfaatkan prosedur yang dinamakan dengan Bootstrapping. Proses ini merupakan bagian dari jenis resampling. Resampling sebenarnya bisa kita lakukan dengan mengambil data lagi,
namun kadang keterbatasan waktu dan biaya menghalangi kita untuk melakukannya.
Bootstrapping menjadi salah satu bentuk resampling tanpa turun lagi ke
lapangan.
Minggu, 20 Mei 2012
Hipotesis : Antara Ilmu Sosial dan Eksakta
Misalnya
ada seorang bertanya kepada anda, “Nilai
t-hitung yang saya dapatkan adalah 4,00. Apakah hipotesis penelitian saya
diterima?” Yang berlatar belakang ilmu sosial mengasumsikan bahwa hipotesis
yang dimaksud penanya adalah hipotesis alternatif (Ha/H1). Sebaliknya, yang
berlatar belakang ilmu eksak (matematika/statistika) mengasumsikan hipotesis
peneliti adalah Hipotesis nihil (H0). Manakah yang tepat? Anda pasti tahu
jawabnya. Ahli statistik sangat memahami statistik beserta filosofinya, jadi
asumsi merekalah yang tepat. Hipotesis yang diajukan peneliti adalah H0. Namun
demikian asumsi dari pihak ilmu sosial juga tidak salah-salah amat. Penjelasan
berikut ini semoga bisa menjembatani dilema ini. File PDF Bisa diunduh di sini
Jumat, 18 Mei 2012
Pemodelan Persamaan Struktural pada Data yang Tidak Normal
Pengujian hipotesis dalam pemodelan persamaan struktural (SEM) dapat dibagi menjadi dua kelas besar: (a) uji ketepatan model (model fit) secara keseluruhan model dan (b) uji signifikansi nilai estimasi parameter individual. Kedua jenis uji ini mengasumsikan bahwa: (a) model persamaan struktural yang pakai sebagai landasan adalah benar; dan (b) bahwa data yang digunakan untuk menguji model mengikuti distribusi normal multivariat bersama (joint multivariate normal distribution/JMVN) pada populasi dimana sampel diambil. Jika data sampel kita tidak memenuhi asumsi JMVN, maka nilai statistik kai-kuadrat yang dipakai dalam menunjukkan ketepatan model fit (model fit) secara keseluruhan akan meningkat dan kesalahan standar (SE) yang dipakai untuk menguji signifikansi parameter akan menurun.
Baca selengkapnya
Baca selengkapnya
Kamis, 17 Mei 2012
Tanya Jawab tentang Uji Normalitas
Uji statistik banyak menggunakan asumsi bahwa data yang dianalisis berasal dari populasi yang terdistribusi Gaussian atau disebut juga dengan distribusi normal .
File dalam bentuk PDF bisa diunduh di sini
Bisa selengkapnya di sini
File dalam bentuk PDF bisa diunduh di sini
Bisa selengkapnya di sini
Rabu, 16 Mei 2012
Tiga Model Pengukuran - Paralel, Tau Ekivalen dan Konjenerik
Ada tiga jenis model pengukuran, yaitu
model pengukuran konjenerik, ekuivalen tau dan paralel. Model pengukuran
konjenerik mengasumsikan semua nilai muatan faktor (lambda) dan varians eror (e) pengukuran
antar butir bervariasi. Model ekuivalen tau mengasumsikan hanya nilai muatan
butir saja yang bervariasi. Sebaliknya, model pengukuran paralel, memiliki
asumsi lebih ketat, semua nilai muatan butir (lambda) dan eror pengukuran (e) antar butir
memiliki kesamaan, alias tidak bervariasi.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Jika teori yang melandasi hipotesis yang ajukan cukup kuat, namun hasil uji statistik tidak menunjukkan ada hubungan atau perbedaan signifi...
-
Tanya . Pak mohon bantuanya,minta contoh tentang skala konstrak:searah.bipolar,dan erthogonal…mohon bantuanya. Konstrak Bipolar vs Ortogon...
-
Dalam melakukan analisis faktor konfirmatori (CFA), a da dua cara yang dapat dilakukan agar model yang kita kembangkan dapat...