Tampilkan postingan dengan label Analisis Butir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Analisis Butir. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 Mei 2011

Tahap Penyusunan Skala yang Sering Diabaikan : Jumlah Butir di dalam Skala dan Proporsi Jumlah Butir dalam Komponen

Penyusun harus menentukan jumlah butir di dalam skala yang dikembangkan. Demikian tulis beberapa referensi (Gorden, 1977; Hinkin, 2005). Proses ini sering dilewati oleh beberapa penyusun skala. Pada beberapa penelitian skripsi atau tesis jumlah butir tergantung dari berapa butir yang lolos dari uji coba. Kalau butir yang lolos banyak, maka semua butir itu akan dipakai. Proses penyusunan alat ukur tidak hanya menyeleksi butir saja, kemudian memakai butir yang lolos seleksi. Ada seni tersendiri di dalam penyusunan alat ukur, tidak hanya membuang butir tetapi juga menyesuaikan butir dengan desain awal yang dibuat. Tulisan ini mencoba mengupas sedikit permasalahan ini.

Minggu, 24 April 2011

Analisis Butir dalam Pengembangan Pengukuran Psikologi

Analisis aitem adalah suatu proses yang menguji respon subjek terhadap aitem yang dibuat yang bertujuan untuk menilai kualitas dari item-item dan tes secara keseluruhan. Analisis aitem sangat penting dalam meningkatkan kualitas aitem yang akan digunakan kembali dalam pengukuran formal (pengukuran sebenarnya) nantinya. Analisis aitem juga mampu mengeliminasi aitem yang ambigu, menyesatkan dan tidak relevan baik dengan konstrak maupun dengan subjek yang diukur.

Analisis aitem penting untuk meningkatkan pengalaman dan keterampilan si pengembang instrumen ukur dalam mengidentifikasi domain-domain konstrak yang ukur, mana domain yang perlu mendapatkan penekanan dan mana yang tidak perlu. Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa analisis aitem tidak hanya mengidentifikasi relevansi aitem dengan konstrak ukur akan tetapi juga relevansi aitem dengan sampel yang diukur. Butir “saya menghargai upaya atasa saya” bisa jadi akan gugur dalam analisis jika sampel yang digunakan adalah siswa, sebaliknya aitem tersebut tidak gugur jika sampelnya adalah pegawai.

Bca selengkapnya di sini

Sabtu, 26 Februari 2011

Menganalisis Data via ITEMAN

Oleh : Wahyu Widhiarso & Wijayanti Retnaningsih

Langkah-langkah menganalisis menggunakan ITEMAN dengan Data Dikotomi. Agar lebih paham maka akan kita praktekan menggunakan contoh data di bawah ini. Berikut ini adalah hasil dari Skala Kesehatan yang menunjukkan respon terhadap 14 aitem skala oleh 10 subjek. Contoh pernyataannya adalah sebagai berikut :
1. Saya membersihkan tangan sebelum makan
2. Saya menggosok gigi 2 kali sehari

- Alternatif jawabannya adalah YA diskor 1 dan TIDAK diskor 2

Analisis Butir dalam Pengembangan Pengukuran Psikologi

Oleh: Wahyu Widhiarso | Fakultas Psikologi UGM

Analisis aitem adalah suatu proses yang menguji respon subjek terhadap aitem yang dibuat yang bertujuan untuk menilai kualitas dari item-item dan tes secara keseluruhan. Analisis aitem sangat penting dalam meningkatkan kualitas aitem yang akan digunakan kembali dalam pengukuran formal (pengukuran sebenarnya) nantinya. Analisis aitem juga mampu mengeliminasi aitem yang ambigu, menyesatkan dan tidak relevan baik dengan konstrak maupun dengan subjek yang diukur. Analisis aitem penting untuk meningkatkan pengalaman dan keterampilan si pengembang instrumen ukur dalam mengidentifikasi domain-domain konstrak yang ukur, mana domain yang perlu mendapatkan penekanan dan mana yang tidak perlu. Dari paparan diatas dapat kita simpulkan bahwa analisis aitem tidak hanya mengidentifikasi relevansi aitem dengan konstrak ukur akan tetapi juga relevansi aitem dengan sampel yang diukur. Butir “saya menghargai upaya atasa saya” bisa jadi akan gugur dalam analisis jika sampel yang digunakan adalah siswa, sebaliknya aitem tersebut tidak gugur jika sampelnya adalah pegawai.

Read the rest of this post »

Catatan Pada Butir dengan Korelasi Butir-Total yang Tinggi

Oleh: Wahyu Widhiarso | Fakultas Psikologi UGM

Baru saja saya membaca pemikiran Pak Boyle (Prof. Gregory Boyle), kolega Fakultas Psikologi UGM dari University of Bond Australia. Meski tidak pernah berkomunikasi dengan intens pada waktu beliau berkunjung ke Fakultas, saya membaca beberapa tulisannya. Salah satunya berjudul “Does item homogeneity indicate internal consistency or item redundancy in psychometric scales?” yang dimuat dalam jurnal cukup ternama Personality and Individual Differences. Tulisan ini membahas tentang homogenitas butir dalam pengembangan pengukuran psikologi. Sebelum saya menceritakan apa yang beliau tulis, saya memulai menjelaskan pengertian homogenitas butir, tradisi dalam analisis butir yang biasa dilakukan oleh peneliti psikologi, baru merefleksikan pemikiran Pak Boyle. Saya menulisnya dengan bahasa santai, karena ini sebenarnya rangkuman pribadi saya saja untuk memudahkan memahami apa yang dipaparkan olehnya.

Read the rest of this post »

Memperkenalkan jMetrik : Program Analisis Butir Gratisan

Oleh: Wahyu Widhiarso | Fakultas Psikologi UGM

Berdasarkan pengalaman saya program analisis butir (untuk teori skor murni klasik) untuk Tes Prestasi yang paling populer di Indonesia adalah ITEMAN. Ada pula beberapa orang yang mengaplikasikan ITEMAN pada Skala Psikologi (dua alternatif respons) karena ITEMAN menyediakan menu korelasi biserial yang tidak disediakan oleh SPSS. Karena ITEMAN menggunakan syntax maka pengoperasiannya sedikit rumit. Berikut ini saya memaparkan program jMetrik yang dikembangkan oleh J. Patrick Meyer dari University of Virginia.

Read the rest of this post »

Analisis Butir dengan Menggunakan Analisis Faktor

Oleh: Wahyu Widhiarso | Fakultas Psikologi UGM

Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor. Dalam analisis faktor dikenal istilah konstrak empirik dan konstrak laten. Item adalah konstrak empirik karena didapatkan langsung dari skor empirik. Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena tidak ada data empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut.

Faktor adalah konstrak buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat item yang memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus merasionalisasi seperangkat item kemudian memberi label untuk menggambarkan seperangkat item item tersebut. Di bawah ini adalah hasil dari analisis faktor terhadap empat item yang menghasilkan dua faktor.

Baca Selengkapnya

Kuliah ATBK - Pengantar CAT