Tampilkan postingan dengan label Penyusunan Skala Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyusunan Skala Psikologi. Tampilkan semua postingan

Senin, 06 Juni 2011

Cara Menyusun Skala Thurstone

Kali ini kita akan mengembangkan skala pengukuran tingkat tawakkal individu. Secara etimologis tawakkal bermakna berserah diri. Tawakkal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Tuhan untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Untuk membuat butir dalam skala Thurstone, kita mengumpulkan indikator-indikator tawakkal dari indikator perilaku yang menunjukkan tidak tawakkal hingga yang paling paling tawakkal. Setelah mengumpulkan teori yang ada, kita kemudian menjabarkannya menjadi butir ukur. Contoh-contoh butirnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Selasa, 10 Mei 2011

Tahap Penyusunan Skala yang Sering Diabaikan : Jumlah Butir di dalam Skala dan Proporsi Jumlah Butir dalam Komponen

Penyusun harus menentukan jumlah butir di dalam skala yang dikembangkan. Demikian tulis beberapa referensi (Gorden, 1977; Hinkin, 2005). Proses ini sering dilewati oleh beberapa penyusun skala. Pada beberapa penelitian skripsi atau tesis jumlah butir tergantung dari berapa butir yang lolos dari uji coba. Kalau butir yang lolos banyak, maka semua butir itu akan dipakai. Proses penyusunan alat ukur tidak hanya menyeleksi butir saja, kemudian memakai butir yang lolos seleksi. Ada seni tersendiri di dalam penyusunan alat ukur, tidak hanya membuang butir tetapi juga menyesuaikan butir dengan desain awal yang dibuat. Tulisan ini mencoba mengupas sedikit permasalahan ini.

Sabtu, 07 Mei 2011

Penulisan Butir dalam Penyusunan Skala Psikologi : Menggunakan Butir yang Umum ataukah yang Khusus

Seorang mahasiswa bertanya, ketika mengukur sikap terhadap pengobatan alternatif ada butir “ Berobat ke pengobatan alternatif akan memberikan banyak manfaat”. Butir ini masuk favorable atau unfavorable? Saya jawab “Favorable”. ”Lha, kan belum tentu Pak? Kan tergantung orangnya, kalau pengobatan altenatif yang sudah teruji, tentu banyak memberikan manfaat. Kalau tidak teruji ya belum tahu memberikan manfaat atau tidak”. Terus bagaimana yang benar? Mari kita diskusikan disini.

Kuliah ATBK - Pengantar CAT