Sabtu, 07 Mei 2011

Penulisan Butir dalam Penyusunan Skala Psikologi : Menggunakan Butir yang Umum ataukah yang Khusus

Seorang mahasiswa bertanya, ketika mengukur sikap terhadap pengobatan alternatif ada butir “ Berobat ke pengobatan alternatif akan memberikan banyak manfaat”. Butir ini masuk favorable atau unfavorable? Saya jawab “Favorable”. ”Lha, kan belum tentu Pak? Kan tergantung orangnya, kalau pengobatan altenatif yang sudah teruji, tentu banyak memberikan manfaat. Kalau tidak teruji ya belum tahu memberikan manfaat atau tidak”. Terus bagaimana yang benar? Mari kita diskusikan disini.

A. Butir adalah Sampel Perilaku

Tes adalah kumpulan sampel perilaku. Ada banyak perilaku yang menunjukkan orang itu cemas, namun kita tidak bisa menjangkau semua perilaku tersebut menjadi indikator atau butir dalam skala kecemasan yang kita kembangkan. Kita hanya bisa mengambil sampel perilaku tersebut.

B. Skor adalah Penghargaan

Skor adalah penghargaan. Penghargaan kepada subjek karena dia telah memiliki atribut tertentu dalam tes. Skor butir adalah penghargaan yang didapatkan untuk satu butir sedangkan skor skala merupakan skor untuk keseluruhan skala. Skor skala bisa merupakan akumulasi atau rerata sampel perilaku yang diukur. Semakin banyak sampel-sampel perilaku, semakin besar skor yang didapatkan.

C. Skala sebagai Instrumen Konfirmasi

Dokter bertanya kepada pasiennya, “Apakah kepala anda terasa pening? Leher anda terasa nyeri?” Dokter sedang mengumpulkan informasi mengenai gejala-gejala penyakit yang dialami pasiennya. Untuk tahap awal, pertanyaan yang diberikan sangat umum karena bertujuan untuk memberikan gambaran umum penyakit yang diderita pasien.
Seperti itulah fungsi skala psikologi. Ketika mengukur perilaku agresif, misalnya butir “Saya memukul pada orang yang mengejek saya”. Kita memberikan skor yang lebih besar pada subjek yang memilih respons Ya daripada respons Tidak. Padahal memukul juga tergantung, kalau ejekannya berulang-ulang dan sangat mengganggu, tentu memukul bisa jadi pilihan perilaku yang tepat. Tapi kita tidak memperhatikan hal tersebut. Sekali memukul apapun alasannya, satu skor agresi kita dapatkan.
Kita tidak hanya mengukur masalah memukul aja, akan tetapi juga sampel agresi lainnya. Ada perilaku mengumpat, menendang atau meledek. Semakin banyak butir yang kita jawab Ya, semakin tinggi tingkat agresi kita. Oleh karena itu dalam menginterpretasi hasil pengukuran, kita tidak terpaku pada satu butir saja, akan tetapi pada keseluruhannya.

D. Contoh Kasus

Satu butir di dalam skala The Friendliness Scale yang dikembangkan oleh Reisman (1983) ada butir “You are not very popular”. Pernyataan ini sangat umum, karena masalah popularitas tergantung pada lokasi, di kampung, di sekolah, atau di internet? Kita biarkan responden menilai dirinya sendiri secara umum. Kalau ia mempersepsi popularitas sebatas di kampungnya, tidak masalah. Kita masih memiliki pernyataan yang lain.
Contoh lainnya adalah butir “I can find a way to relax” dari skala The Negative Mood Regulation Scale yang dikembangkan oleh Catanzaro dan Mearns (1990). Butir ini juga sangat tergantung pada situasi dan konteks. Bisa jadi kita tidak bisa rileks ketika tertekan pekerjaan, akan tetapi tidak bisa rileks kalau terkait masalah keluarga. Tidak masalah, butir ini tetap bagus untuk mengukur regulasi terhadap mood.
Selain butir yang umum, kita juga bisa menggunakan butir yang sangat spesifik. Pernyataan terhadap hal yang sangat khusus ini kita pakai ketika perilaku yang diukur benar-benar menjadi indikator yang khas dan unik. Indikator yang membedakan atribut psikologi satu dengan lainnya.
Misalnya butir “Looking for hidden meanings in movies or plays distracts from their enjoyment” dalam mengukur gejala aleksitimia. Aleksitimia adalah gangguan terkait dengan ketidakmampuan individu untuk mengenali emosinya. Butir ini sangat spesifik, karena konteksnya dibatasi.
Meski sangat spesifik namun sebenarnya tetap ada hal-hal yang umum di dalamnya. Bagi orang barat melihat film adalah hal yang biasa dan sering dilakukan sehingga butir yang mengangkat tema pengalaman melihat film dilibatkan. Tapi nampaknya di Indonesia butir ini tidak masalah, karena tiap hari kita disajikan film-film oleh televisi.

D. Penutup

Butir pernyataan di dalam skala adalah instrumen konfirmasi perilaku yang dilakukan. Jika atribut ukur yang kita libatkan adalah atribut umum dimana semua orang memilikinya, kita bisa melibatkan penyataan yang umum.
Saya pernah menjumpai butir yang sangat spesifik. “Saya jarang diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu karena orang lain menganggap saya kurang mampu”. Spesifiknya butir ini karena didalamnya memuat sebab-akibat. Bisa jadi akibat yang ditimbulkan adalah karena sebab lain, misalnya dianggap terlalu muda atau belum berpengalaman. Butir tersebut adalah mengangkat ketidakpercayaan orang lain, sehingga bisa kita modifikasi dengan “Orang-orang menyepelehkan kemampuan saya”, lebih singkat dan mengena.
Kelebihan dari pernyataan yang umum adalah instrumen kita bisa dipakai dalam banyak konteks seperti situasi, level dan berbagai latar belakang. Instrumen kita akan mudah dipakai dalam penelitian dengan karakteristik sampel yang berbeda-beda sehingga bisa kita bandingkan hasilnya.

Referensi

Reisman, J. M. (1983). “SACRAL: Toward the Meaning and Measurement of Friendliness.” Journal of Personality Assessment, 47, 405–13.
S. J. Catanzaro, and J. Mearns (1990). “Measuring Generalized Expectancies for Negative Mood Regulation: Initial Scale Development and Implications.” Journal of Personality Assessment, 54, 546–63.

Tidak ada komentar:

Kuliah ATBK - Pengantar CAT