Tampilkan postingan dengan label AMOS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AMOS. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Februari 2011

Praktek Pemodelan Persamaan Struktural (SEM) Melalui AMOS

Oleh: Wahyu Widhiarso | Fakultas Psikologi UGM

Banyak orang yang menghindari melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan Model Persamaan Struktural (SEM) dengan alasan kompleksitas prosedur analisis SEM. Analisis dengan menggunakan SEM memang sangat kompleks karena SEM merupakan analisis multivariat dengan banyak variabel. Namun dengan menggunakan AMOS, analisis SEM menjadi menarik dan menantang. AMOS menyediakan kanvas di dalam programnya agar peneliti menuangkan modelnya dalam bentuk gambar di dalam kanvas tersebut. Analisis menjadi semakin mudah karena dengan satu kali klik, gambar model yang dituangkan di dalam kanvas langsung dianalisis dengan lengakap. Makalah ini akan menyajikan prosedur analisis SEM melalui AMOS yang dilengkapi dengan beberapa informasi mengenai dasar-dasar SEM.

Read the rest of this post »

Model-Model Pengukuran dalam Pemodelan Persamaan Struktural (aplikasi melalui AMOS)

Kata siapa model dengan tiga faktor tidak bisa memunculkan nilai ketepatan model (chi-squared, GFI, RMSEA, dkk) dalam SEM? Dengan menggunakan model pengukuran tertentu nilai ketepatan model tersebut bisa dikeluar. Berbagai penelitian menemukan bahwa asumsi kesamaan atau kesetaraan kapasitas ukur tersebut tidak mudah untuk dipenuhi (e.g. Lucke, 2005). Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka koefisien reliabilitas yang dihasilkan berada pada nilai di batas estimasi terendah (underestimate). Dalam butir pengukuran depresi melalui Inventori Depresi dari Kovac (1985) misalnya, butir yang menanyakan gejala bunuh diri dan butir yang menanyakan kurangnya nafsu makan memiliki presisi ukur yang berbeda dalam mengukur depresi. Butir pertama memiliki lebih target yang lebih memusat dibanding dengan butir kedua. Hal ini dapat menyebabkan rerata dan varians skor dari kedua butir ini berbeda. Contoh lainnya adalah pengukuran kualitas hidup melalui Skala SF-36 dari Ware dkk. (1993) yang sering dipakai dalam mengukur kualitas hidup. Butir yang menanyakan keberfungsian badaniah memiliki kapasitas ukur yang berbeda dengan keberfungsian sosial dalam mengukur kualitas hidup individu. Baca Selengkapnya artikel ini di sini [ PDF ]

Kuliah ATBK - Pengantar CAT