Rabu, 11 April 2012

Prosedur Analisis Faktor dengan Menggunakan Program Komputer


Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor. Dalam analisis faktor dikenal istilah konstrak empirik dan konstrak laten. Item adalah konstrak empirik karena didapatkan langsung dari skor empirik. Faktor merupakan konstrak yang bersifat laten karena tidak ada data empirik yang menunjukkan besarnya faktor tersebut. Faktor adalah konstrak buatan peneliti berdasarkan item-item dalam faktor tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat item yang memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus merasionalisasi seperangkat item kemudian memberi label untuk menggambarkan seperangkat item item tersebut. Di bawah ini adalah hasil dari analisis faktor terhadap empat item yang menghasilkan dua faktor. 

Analisis Butir pada Kasus Pengukuran yang Multidimensi


Tulisan ini mendemonstrasikan analisis butir yang dilakukan pada pengukuran yang bersifat multidimensi. Pengukuran yang multidimensi adalah pengukuran yang mengukur atribut yang satu dengan lainnya tidak memiliki keterkaitan erat. Meski mengukur konstruk atau variabel yang sama, sebuah alat ukur bisa saja melibatkan bersifat multidimensi. Misalnya tes IQ yang mengukur dua atribut yang tidak memiliki keterkaitan yang erat, yaitu verbal dan performansi. Tes TOEFL juga demikian, ada tiga atribut yang diukur oleh tersebut yaitu listening, structure dan reading. Melakukan analisis butir pada pengukuran yang bersifat multidimensi berbeda dengan pengukuran unidimensi. 

Aplikasi Uji Keberfungsian Butir Diferensial (DIF) Melalui Teknik Mantel Haenszel pada Program SPSS


Aplikasi Uji Keberfungsian Butir Diferensial (DIF) Melalui Teknik Mantel Haenszel pada Program SPSS

Wahyu Widhiarso
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
(2012)

Salah satu butir pada tes inteligensi (WAIS) di dalamnya terdapat butir soal yang meminta individu untuk menafsirkan gambar sebuah rumah yang di atasnya terdapat salju. Butir ini oleh banyak ahli dikatakan butir yang bias secara budaya, karena orang yang tinggal di lokasi dekat garis katulistiwa tidak pernah berinteraksi dengan salju. Butir ini dapat dikatakan memihak individu yang sering berinteraksi dengan salju. Dua individu yang memiliki tingkat inteligensi yang setara bisa saja memiliki skor butir yang berbeda. Mereka yang pernah berinteraksi dengan salju relatif diuntungkan. Oleh karena itu peluang untuk mendapatkan jawaban benar pada butir ini lebih tinggi dibanding dengan mereka yang tidak pernah berinteraksi dengan salju. Butir ini bias, karena memihak pada mereka yang tinggal jauh dari garis katulistiwa.

Selasa, 10 April 2012

Memperkenalkan Program G Power untuk Mengkalkulasi Berapa Ukuran Sampel untuk Penelitian

File Selengkapnya dalam bentuk PDF bisa di akses [KLIK DI SINI]

Pertanyaan yang paling banyak diajukan oleh peneliti adalah berapa besar ukuran sampel yang kita butuhkan untuk melakukan penelitian. Ada dua perspektif dalam menjawab hal ini, yaitu perspektif metodologi dan statistika. Keduanya memiliki kesamaan prinsip: semakin besar ukuran sampel, semakin diharapkan. Besarnya ukuran sampel akan mendukung asumsi bahwa sampal akan mewakili populasi yang menjadi target generalisasi hasil penelitian. Tapi berapa batas empirik dikatakan besar, sulit untuk ditentukan. Perspektif metodologi menekankan pada representasi sampel sedangkan perspektif statistik menekankan pada kekuatan (power) hasil uji statistik dan kestabilan nilai statistik dalam mengestimasi nilai parameter. Sebagaimana kita tahu, nilai statistik adalah nilai yang kita dapatkan dari sampel sedangkan nilai parameter didapatkan dari populasi.

Menentukan Ukuran Sampel Uji Statistik

Kali ini kita akan mengidentifikasi berapa ukuran sampel yang diperlukan untuk menguji data kita.

Kasus
Pada penelitian ini kita akan mengidentifikasi berapa ukuran sampel yang dibutuhkan untuk menguji data kita.  Data penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu (1) jenis kelamin (pria/wanita) dan (2) tingkat kerapian. Berikut ini prosedur yang perlu dilakukan.

Kuliah ATBK - Pengantar CAT