The difficulty of literature is not to write, but to write what you mean
Senin, 23 April 2012
Minggu, 22 April 2012
Jumat, 20 April 2012
Rabu, 11 April 2012
Prosedur Analisis Faktor dengan Menggunakan Program Komputer
Analisis
faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan
kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi.
Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan
faktor. Dalam analisis faktor
dikenal istilah konstrak empirik dan konstrak laten. Item adalah konstrak
empirik karena didapatkan langsung dari skor empirik. Faktor merupakan konstrak
yang bersifat laten karena tidak ada data empirik yang menunjukkan besarnya
faktor tersebut. Faktor adalah konstrak buatan peneliti berdasarkan item-item
dalam faktor tersebut. Karena faktor didapatkan dari seperangkat item yang
memiliki interkorelasi yang tinggi, peneliti kemudian harus merasionalisasi
seperangkat item kemudian memberi label untuk menggambarkan seperangkat item
item tersebut. Di bawah ini adalah hasil dari analisis faktor terhadap empat
item yang menghasilkan dua faktor.
Analisis Butir pada Kasus Pengukuran yang Multidimensi
Tulisan ini mendemonstrasikan analisis
butir yang dilakukan pada pengukuran yang bersifat multidimensi. Pengukuran
yang multidimensi adalah pengukuran yang mengukur atribut yang satu dengan
lainnya tidak memiliki keterkaitan erat. Meski mengukur konstruk atau variabel
yang sama, sebuah alat ukur bisa saja melibatkan bersifat multidimensi. Misalnya
tes IQ yang mengukur dua atribut yang tidak memiliki keterkaitan yang erat,
yaitu verbal dan performansi. Tes TOEFL juga demikian, ada tiga atribut yang
diukur oleh tersebut yaitu listening,
structure dan reading. Melakukan analisis butir pada pengukuran yang bersifat
multidimensi berbeda dengan pengukuran unidimensi.
Aplikasi Uji Keberfungsian Butir Diferensial (DIF) Melalui Teknik Mantel Haenszel pada Program SPSS
Aplikasi Uji Keberfungsian
Butir Diferensial (DIF) Melalui Teknik Mantel Haenszel pada Program SPSS
Wahyu Widhiarso
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
(2012)
Salah
satu butir pada tes inteligensi (WAIS) di dalamnya terdapat butir soal yang
meminta individu untuk menafsirkan gambar sebuah rumah yang di atasnya terdapat
salju. Butir ini oleh banyak ahli dikatakan butir yang bias secara budaya,
karena orang yang tinggal di lokasi dekat garis katulistiwa tidak pernah
berinteraksi dengan salju. Butir ini dapat dikatakan memihak individu yang
sering berinteraksi dengan salju. Dua individu yang memiliki tingkat
inteligensi yang setara bisa saja memiliki skor butir yang berbeda. Mereka yang
pernah berinteraksi dengan salju relatif diuntungkan. Oleh karena itu peluang
untuk mendapatkan jawaban benar pada butir ini lebih tinggi dibanding dengan
mereka yang tidak pernah berinteraksi dengan salju. Butir ini bias, karena
memihak pada mereka yang tinggal jauh dari garis katulistiwa.
Selasa, 10 April 2012
Memperkenalkan Program G Power untuk Mengkalkulasi Berapa Ukuran Sampel untuk Penelitian
File Selengkapnya dalam bentuk PDF bisa di akses [KLIK DI SINI]
Pertanyaan yang paling banyak diajukan oleh peneliti adalah berapa besar ukuran sampel yang kita butuhkan untuk melakukan penelitian. Ada dua perspektif dalam menjawab hal ini, yaitu perspektif metodologi dan statistika. Keduanya memiliki kesamaan prinsip: semakin besar ukuran sampel, semakin diharapkan. Besarnya ukuran sampel akan mendukung asumsi bahwa sampal akan mewakili populasi yang menjadi target generalisasi hasil penelitian. Tapi berapa batas empirik dikatakan besar, sulit untuk ditentukan. Perspektif metodologi menekankan pada representasi sampel sedangkan perspektif statistik menekankan pada kekuatan (power) hasil uji statistik dan kestabilan nilai statistik dalam mengestimasi nilai parameter. Sebagaimana kita tahu, nilai statistik adalah nilai yang kita dapatkan dari sampel sedangkan nilai parameter didapatkan dari populasi.
Pertanyaan yang paling banyak diajukan oleh peneliti adalah berapa besar ukuran sampel yang kita butuhkan untuk melakukan penelitian. Ada dua perspektif dalam menjawab hal ini, yaitu perspektif metodologi dan statistika. Keduanya memiliki kesamaan prinsip: semakin besar ukuran sampel, semakin diharapkan. Besarnya ukuran sampel akan mendukung asumsi bahwa sampal akan mewakili populasi yang menjadi target generalisasi hasil penelitian. Tapi berapa batas empirik dikatakan besar, sulit untuk ditentukan. Perspektif metodologi menekankan pada representasi sampel sedangkan perspektif statistik menekankan pada kekuatan (power) hasil uji statistik dan kestabilan nilai statistik dalam mengestimasi nilai parameter. Sebagaimana kita tahu, nilai statistik adalah nilai yang kita dapatkan dari sampel sedangkan nilai parameter didapatkan dari populasi.
Menentukan Ukuran Sampel Uji Statistik
Kali ini kita akan mengidentifikasi berapa ukuran sampel yang diperlukan untuk menguji data kita.
Kasus
Pada penelitian ini kita akan mengidentifikasi berapa ukuran sampel yang dibutuhkan untuk menguji data kita. Data penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu (1) jenis kelamin (pria/wanita) dan (2) tingkat kerapian. Berikut ini prosedur yang perlu dilakukan.
Minggu, 04 Maret 2012
Jumlah Butir dalam Penyusunan Skala
Berikut ini kutipan dari buku mengenai jumlah butir yang ideal di dalam skala
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Jika teori yang melandasi hipotesis yang ajukan cukup kuat, namun hasil uji statistik tidak menunjukkan ada hubungan atau perbedaan signifi...
-
Tanya . Pak mohon bantuanya,minta contoh tentang skala konstrak:searah.bipolar,dan erthogonal…mohon bantuanya. Konstrak Bipolar vs Ortogon...
-
Dalam melakukan analisis faktor konfirmatori (CFA), a da dua cara yang dapat dilakukan agar model yang kita kembangkan dapat...