Selasa, 07 Desember 2010

Berkenalan dengan Skala Mokken : Dia Mirip Seperti Skala Guttman tapi ....


Oleh: Wahyu Widhiarso | Fakultas Psikologi UGM

Skala Guttman sudah banyak dikenal, beberapa mahasiswa saya sudah menggunakan pendekatan Skala Guttman untuk mengukur perilaku seksual pra nikah yang sifatnya berurutan (order) berdasarkan tingkat kesulitan. Berpandangan, memegang tangan, berciuman dan seterusnya merupakan urutan berdasarkan tingkat kesulitan.  Kalau seorang individu melaporkan bahwa ia pernah berciuman, ia seharusnya juga melaporkan bahwa ia pernah berpegangan tangan. Inilah salah satu kekhasan Skala Guttman, urut berdasarkan tingkat kesukarannya. Ibaratnya, kalau pelonjat galah udah mampu melampui rintangan dengan ketinggian 1.6 m maka ia diharapkan mampu mengatasi rintangan dengan ketinggian dibawahnya.

Senin, 06 Desember 2010

Membuat Syntax SIMPLIS pada LISREL


Saya sedang mengembangkan skala X yang terdiri dari 3 subskala Y ( masing2 10 item) dan ingin menguji validitas secara konfirmatori kesemua subskala tersebut, dengan menggunakan software LISREL..Masalah muncul saat analisis dilakukan, (sesuai tutorial yang dipublikasikan ssicentral.com. Saya melakukan import data dari spss. Kemudian merubah variable dalam bentuk continous. Sesuai tutorial, saya membuat file “path diagram” baru, variable  sebanyak 30 item (3 subskala) sudah saya masukkan dalam observed varibel, kemudian untuk laten variable saya membuat 3 nama sesuai dengan nama subskala.
Diagram juga sudah saya gambar sesuai model yang saya inginkan, Masalahnya muncul ketika akan “mem-build simplis syntax..”  selalu saja tidak muncul perhitungan pada path diagram yang saya buat. Kira2 letak kesalahan saya dimana ya pak??? Mohon pencerahannya…(Dwi di Jogja)


Hati-hati dengan korelasi Item-Total yang Sangat Tinggi


Baru saja saya membaca pemikiran Pak Boyle (Prof. Gregory Boyle), kolega Fakultas Psikologi UGM dari University of Bond Australia. Meski tidak pernah berkomunikasi dengan intens pada waktu beliau berkunjung ke Fakultas, saya membaca beberapa tulisannya. Salah satunya berjudul “Does item homogeneity indicate internal consistency or item redundancy in psychometric scales?” yang dimuat dalam jurnal cukup ternama Personality and Individual Differences. Tulisan ini membahas tentang homogenitas butir dalam pengembangan pengukuran psikologi. Sebelum saya menceritakan apa yang beliau tulis, saya memulai menjelaskan pengertian homogenitas butir, tradisi dalam analisis butir yang biasa dilakukan oleh peneliti psikologi, baru merefleksikan pemikiran Pak Boyle. Saya menulisnya dengan bahasa santai, karena ini sebenarnya rangkuman pribadi saya saja untuk memudahkan memahami apa yang dipaparkan olehnya.


Kuliah ATBK - Pengantar CAT