Jumat, 29 April 2011

Analisis Faktor Konfirmatori Dua Jenjang dalam SEM

Analisis faktor konfirmatori yang banyak dipakai oleh peneliti adalah analisis faktor dengan satu jenjang atau order. Dari analisis faktor satu jenjang, biasanya memuat satu konstruk laten dengan beberapa indikator, baik berupa kumpulan indikator yang dijadikan satu (aspek/faktor/komponen) maupun langsung berupa butirnya. Dalam kasus pengukuran multidimensi atau pengukuran dengan domain ukur yang luas, konstrak ukur memuat beberapa jenjang. Misalnya dari konstruk dijabarkan menjadi beberapa faktor kemudian tiap faktor tersebut dijabarkan kembali menjadi faktor-faktor baru. Dengan demikian ada dua jenjang konstruk di dalam model.

Gambar di bawah ini adalah contoh analisis faktor dengan dua jenjang (second order factor analysis). Variabel yang diukur adalah kualitas pelayanan yang diukur oleh lima faktor, yaitu tangible, reliabilitas, responsivitas, jaminan dan empati. Masing-masing faktor ini dimanifestasikan menjadi beberapa indikator, berupa butir-butir yang mengukurnya. Misalnya faktor tangible dimanifestasikan menjadi empat indikator. Karena ada dua jenjang faktor, maka dinamakan dengan analisis faktor dua jenjang.
From upload
Model A

Model A menggambarkan faktor atau faset yang masing-masing memiliki dua indikator. Pemisahan ini dilakukan karena secara teoritik X1 dan X2 mengukur faktor 1 sedangkan X3 dan X4 mengukur faktor 2.
Model A. From upload
Model B

Model B menggambarkan satu faktor atau faset yang dimanifestasikan oleh empat indikator. Jika pada Model A, faktor dipisah menjadi sub faktor yang masing-masing memiliki dua indikator, pada Model B keempat indikator ini dijadikan satu.
Model B. From upload
Model C

Model C mirip dengan Model A akan tetapi jumlah jenjang faktor ditambah sehingga menjadi dua jenjang. Yaitu jenjang faktor dan sub-faktor atau faset. Istilah faset sebenarnya berbeda dengan sub-faktor. Saya mengambil pengertian ini dari pengukuran NEO personality yang mengukur beberapa faktor, faktor-faktor tersebut dijabarkan menjadi faset-faset.

Pada model ini faset dibedakan menjadi dua konstruk yang terpisah. Bobot faktor kedua faset disetarakan (equally constraint) dengan menetapkan nilai 1 pada jalur bobot faktor sebelum analisis dilakukan.
Model C. From upload
Model D

Model ini menunjukkan bahwa butir X3 dan X4 selain memanifestasikan faktor atau faset 2 juga memanifestasikan faktor atau faset 1. Kebetulan kedua indikator pada faset 2 menjadi indikator faktor 1. Bisa juga terjadi jika hanya satu indikator saja di dalam Faktor 2 memanifestasikan Faktor 1. Kondisi ini terjadi ketika pengukuran yang dilakukan overlap sehingga dapat dikatakan pengukuran pada faktor tidak benar-benar unik.
Model D1. From upload
 
Model D2. From upload
Sumber :

Brown, T. A. (2006). Confirmatory Factor Analysis for Applied Research. New York: The Guilford Press.

Tidak ada komentar:

Kuliah ATBK - Pengantar CAT