Minggu, 15 Mei 2011

Korelasi butir-total Bukanlah Koefisien Validitas Alat Ukur

Masih sering ditemui beberapa peneliti menyamakan korelasi aitem total dengan koefisien validitas. Mungkin ada beberapa referensi yang mengatakan hal tersebut, namun kalau dibaca lebih lanjut maka di dalamnya menjelaskan bahwa validitas tidak sekedar korelasi aitem total. Korelasi aitem-total bukan koefisien validitas. Dia menunjukkan seberapa jauh mampu membedakan skor individu. Kalau butir tersebut mampu membedakan, dia memiliki korelasi aitem-total yang rendah.

Apakah yang saya pegang adalah buku?

Misalnya saya memegang buku. Apa yang membuktikan bahwa yang saya pegang adalah buku? Kita bisa menganalisis bagian-bagiannya. Kalau bagian-bagian tersebut mewakili sebuah buku, ada tulisan, daftar isi tulisan, halaman dan sebagainya. Kita juga bisa menanyakan kepada ahlinya, apakah yang saya pegang itu buku ataukah tidak. Atau kita bisa juga membandingkan dengan buku lain, apakah yang saya pegang itu buku ataukah tidak.

Demikian juga pengujian validitas. Apakah alat ukur yang saya miliki itu valid ataukah tidak, saya menjawab pertanyaan mengenai buku. Menganalisis bagian-bagiannya adalah adalah pengujian melalui validitas faktorial. Validitas faktorial adalah menguji struktur faktor di dalam alat ukur penelitian.

Menanyakan kepada ahlinya adalah prosedur pengujian adalah validitas konten. Kita tahu salah satu pengujian melalui validitas kontek adalah mendapatkan penilaian dari ahli di bidangnya. Atau bisa juga melalui teori, apakah aspek-aspek dan aitem-aitem dalam alat ukur kita telah sesuai dengan teori yang menjadi dasarnya.

Selanjutnya, membandingkan dengan buku lain adalah validitas kriteria. Jadi kita memerlukan kriteria, yaitu alat ukur lain. Kita membandingkan alat ukur kita dengan alat ukur lain yang sudah valid dan teruji. Kalau alat ukur yang sudah valid tersebut mengukur hal yang sama, maka dinamakan validitas konkuren. Kalau alat ukur tersebut mengukur dampak dari variable yang diukur, maka dinamakan validitas prediktif.



Gambar Saringan: Butir butir yang memiliki korelasi aitem total yang baik, seperti saringan yang baik

Dimana Letak Korelasi Aitem-total ?

Korelasi aitem-total bukan validitas. Tetapi menunjukkan apakah aitem yang bersangkutan memiliki diskriminasi yang tinggi atau rendah. Sebuah saringan yang baik, akan mampu menyaring kerikil. Kerikil tinggal di saringan, pasir lolos dari saringan. Nah, saringan yang bagus adalah saringan yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi.

Misalnya ada butir, “Saya merasa kenyang” dengan pilihan respon Ya dan Tidak, dipakai untuk mengukur harga diri individu. Aitem ini memiliki daya diskriminasi butir yang rendah. Kenapa? Karena orang dengan harga diri tinggi bisa menjawab Ya, demikian juga orang yang memiliki harga diri rendah.

Bandingkan dengan butir ini. “Saya memiliki kelebihan dibanding orang lain”. Orang dengan harga diri tinggi menjawab Ya, sedangkan yang rendah menjawab Tidak. Butir ini memiliki diskriminasi yang tinggi.

Gambar Bus.

Butir-butir yang memiliki korelasi aitem-total yang tinggi dalam satu skala, artinya semua telah berada pada bus yang sama

Korelasi Aitem-total dan Reliabilitas

Letak korelasi aitem-total lebih dekat dengan reliabilitas dibanding dengan validitas. Butir-butir yang memiliki korelasi aitem-total yang tinggi jika dikumpulkan akan meninggikan reliabilitas pengukuran, dan juga sebaliknya. Makanya, dalam proses seleksi aitem, butir-butir dengan korelasi aitem-total yang rendah diseleksi, sehingga reliabilitas bisa meningkat.

Bisa nggak butir-butir di dalam skala memiliki korelasi aitem-total rendah akan tetapi tidak valid? Bisa. Butir akan memiliki korelasi aitem-total yang tinggi jika digabung dalam kelompoknya. Butir “Saya merasa kenyang” di atas, jika dikumpulkan dengan butir-butir yang mengukur tingkat kekenyangan, dia akan memiliki korelasi aitem-total tinggi.

Ibarat bus, kalau butir-butir itu masuk dalam bus yang sama, maka akan memiliki korelasi aitem-total yang tinggi. Dengan menggunakan seleksi butir, kita menguji apakah butir itu masuk dalam bus yang sama. Nah, jika bus tersebut sesuai dengan tujuan yang kita inginkan maka bus itu valid. Tetapi kalau ingin bus itu menuju Jakarta, akan tetapi bus itu menuju Surabaya, maka bus itu tidak valid.

Demikian juga korelasi-item total. Bisa saja semua aitem telah masuk dalam bus yang sama, karena memiliki korelasi-aitem yang tinggi, akan tetapi tujuannya berbeda dengan yang kita inginkan.

Tidak ada komentar:

Kuliah ATBK - Pengantar CAT